Selasa, 31 Juli 2012

Abon dan Sirup dari Buah Jambu Mete


Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta memberikan pelatihan pembuatan abon dan sirup dari buah semu jambu mete (anacardium occidentale) kepada petani Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.
“Kami memberikan pelatihan pembuatan Bonarale (abon anacardium occidentale) dan Siarale (sirup anacardium occidentale) sebagai usaha peningkatan pendapatan masyarakat petani di Dusun Ngelo, Desa Semin, Nguntoronadi,” kata seorang mahasiswa Ary Gunawan di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, jambu mete banyak mengandung senyawa kimia yang bermanfaat sebagai antibakteri dan antiseptik, seperti tanim anacardic acid dan cordol.
“Kandungan gizi buah jambu mete sangat bagus, yakni mengandung riboflavin (vitamin B2), asam askorbat (vitamin C), dan kalsium serta senyawa aktif yang diketahui dapat mencegah penyakit kanker dan disinyalir dapat menyembuhkan tumor,” katanya.
Ia mengatakan kandungan vitamin C pada jambu mete cukup tinggi mencapai 180 miligram/100 gram. Jambu mete juga berkhasiat untuk mencegah kanker dan disinyalir dapat menyembuhkan tumor.
“Dengan melakukan inovasi teknologi pangan, buah semu jambu mete dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti sari buah, manisan kering, selai, buah kalengan, sirup, dan abon,” katanya.
Menurut dia, proses pembuatan sirup jambu mete meliputi perendaman larutan garam selama empat jam, pencucian, penghancuran, dan penyaringan. Hasilnya sari mete (filtrate) ditambahkan asam sitrat dan gula dilanjutkan dengan pemasakan, pembotolan, dan pasteurisasi.
“Di Desa Semin terdapat perkebunan jambu mete yang cukup luas mencapai sekitar 30 hektare yang tersebar di seluruh wilayah desa. Produksi buah semu jambu mete yang dihasilkan dalam masa panen mencapai 200 ton lebih,” katanya.
Namun, kata dia, selama ini pemanfaatan jambu mete baru terbatas pada bijinya yang diolah menjadi kacang mete. Buah semu jambu mete tersebut hanya dibuang atau tidak dimanfaatkan karena citarasa yang kurang disukai seperti rasa sepat dan sering membuat getir tenggorokan.
“Buah semu jambu mete itu selama ini hanya digunakan sebagai pakan ternak dan sebagian besar hanya terbuang sia-sia sebagai limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar